• SMA PLUS PESANTREN AMANAH
  • Islami Berdayasaing dan Berkeunggulan

Kisah Riwayat Nabi Idris AS

 

Nabi Idris a.s. - Sosok Teladan dalam Ilmu dan Kebijaksanaan

Pengantar

Nabi Idris a.s. adalah salah satu nabi yang diabadikan dalam Al-Quran. Meskipun kisahnya tidak terlalu panjang, namun sosok Nabi Idris a.s. tetap menjadi teladan bagi umat manusia. Ia dikenal sebagai seorang yang ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan memiliki kebijaksanaan yang tinggi.

Dalam artikel ini, kita akan mengkaji lebih dalam mengenai siapa Nabi Idris a.s., apa saja kontribusinya, serta hikmah yang dapat kita petik dari kehidupannya. Dengan memahami sosok Nabi Idris a.s., diharapkan dapat menambah wawasan kita dan memotivasi kita untuk senantiasa menuntut ilmu serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Siapakah Nabi Idris a.s.?

Nabi Idris a.s. dikenal dengan beberapa nama lain, diantaranya Enoch dalam Kitab Suci Yahudi dan Kristen. Ia adalah nabi yang hidup sebelum Nabi Nuh a.s. dan merupakan salah satu nabi yang diceritakan dalam Al-Quran.

Menurut riwayat, Nabi Idris a.s. adalah putra dari Yarid bin Mahla'il bin Qinan bin Anusy bin Syits bin Adam a.s. Ia diangkat menjadi nabi pada usia yang masih muda, yakni sekitar 40 tahun. Selain menjadi nabi, Nabi Idris a.s. juga dikenal sebagai seorang ilmuwan, filosof, dan ahli dalam berbagai bidang pengetahuan.

Kontribusi Nabi Idris a.s.

Nabi Idris a.s. dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas dan memiliki banyak kontribusi bagi umat manusia. Berikut beberapa kontribusi penting yang diberikan oleh Nabi Idris a.s.:

  1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Nabi Idris a.s. dikenal sebagai seorang ilmuwan yang unggul di zamannya. Ia dianggap sebagai penemu atau pengembang berbagai disiplin ilmu, seperti astronomi, matematika, dan tulisan. Nabi Idris a.s. juga dikatakan sebagai orang pertama yang mengajarkan manusia tentang ilmu menjahit dan membuat pakaian.

  2. Penyebaran Agama Selain sebagai ilmuwan, Nabi Idris a.s. juga diutus oleh Allah SWT sebagai seorang nabi untuk menyebarkan agama Islam dan mengajak manusia agar menyembah hanya kepada Allah SWT. Ia berjuang untuk menyampaikan risalah kenabian dan menuntun umatnya agar tetap beriman serta beribadah hanya kepada Allah.

  3. Pembawa Kebijaksanaan Nabi Idris a.s. dikenal sebagai sosok yang sangat bijaksana. Ia mampu memberikan nasehat dan bimbingan yang sangat berharga bagi umatnya. Kearifan dan kebijaksanaan Nabi Idris a.s. tergambar jelas dalam ayat-ayat Al-Quran yang menceritakan tentang dirinya.

  4. Pembawa Keadilan Selain sebagai nabi dan ilmuwan, Nabi Idris a.s. juga dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana. Ia berusaha menegakkan keadilan dan kebenaran di tengah-tengah masyarakatnya. Nabi Idris a.s. juga dikatakan sebagai orang pertama yang menerapkan sistem hukum dan perundang-undangan.

Melalui berbagai kontribusi yang diberikan, Nabi Idris a.s. telah meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi umat manusia. Ia menjadi sosok teladan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari ilmu pengetahuan, agama, kebijaksanaan, hingga kepemimpinan yang adil.

Kisah Nabi Idris a.s. dalam Al-Quran

Meskipun kisah Nabi Idris a.s. tidak terlalu panjang dalam Al-Quran, namun sosoknya tetap diabadikan sebagai salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT. Beberapa ayat Al-Quran yang menceritakan tentang Nabi Idris a.s. antara lain:

  1. Dalam Surah Maryam ayat 56-57, Allah SWT berfirman:

    "Dan ingatlah (Idris) di dalam Al Quran (ceritanya). Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."

    Ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Idris a.s. adalah seorang nabi yang sangat membenarkan ajaran-ajaran Allah SWT dan Allah SWT telah mengangkat derajatnya ke tempat yang mulia.

  2. Dalam Surah Al-An'am ayat 85, Allah SWT berfirman:

    "Dan (Kami telah mengutus) Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang saleh."

    Ayat ini menyebutkan Nabi Idris a.s. dengan nama Ilyas, yang menunjukkan bahwa Nabi Idris a.s. adalah salah satu dari nabi-nabi yang shaleh.

  3. Dalam Surah Al-Anbiya' ayat 85, Allah SWT berfirman:

    "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Zulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar."

    Ayat ini menegaskan bahwa Nabi Idris a.s. adalah termasuk nabi-nabi yang sabar dalam menjalankan tugas kenabian mereka.

Dari ayat-ayat Al-Quran tersebut, kita dapat melihat bahwa Nabi Idris a.s. adalah seorang nabi yang sangat mulia di sisi Allah SWT. Ia diakui sebagai seorang yang jujur, shaleh, dan sabar dalam menjalankan risalah kenabian.

Keteladanan Nabi Idris a.s.

Dari berbagai sumber, kita dapat memetik beberapa keteladanan yang dapat diambil dari sosok Nabi Idris a.s., di antaranya:

  1. Kedalaman Ilmu Pengetahuan Nabi Idris a.s. dikenal sebagai seorang ilmuwan yang unggul di zamannya. Ia menguasai berbagai disiplin ilmu, seperti astronomi, matematika, dan tulisan. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Idris a.s. adalah sosok yang sangat haus akan ilmu pengetahuan dan senantiasa berusaha untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

  2. Keimanan dan Ketakwaan Meskipun dikenal sebagai seorang ilmuwan, Nabi Idris a.s. tetap teguh dalam keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Ia selalu berusaha untuk menyebarkan agama Islam dan mengajak umatnya agar menyembah hanya kepada Allah. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan yang dimiliki Nabi Idris a.s. tidak membuatnya lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu beribadah kepada Allah.

  3. Kebijaksanaan dan Kepemimpinan Nabi Idris a.s. dikenal sebagai sosok yang sangat bijaksana. Ia mampu memberikan nasehat dan bimbingan yang sangat berharga bagi umatnya. Selain itu, Nabi Idris a.s. juga dikenal sebagai pemimpin yang adil dan mampu menegakkan keadilan di tengah-tengah masyarakatnya. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Idris a.s. adalah sosok yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki kearifan dan kebijaksanaan dalam memimpin umatnya.

  4. Kesabaran dan Ketabahan Dalam menjalankan tugas kenabian, Nabi Idris a.s. dikenal sebagai sosok yang sabar dan tabah. Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, ia tetap teguh dalam menyebarkan agama Islam dan membimbing umatnya. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Idris a.s. adalah sosok yang memiliki keteguhan iman dan keuletan yang luar biasa.

Dari berbagai keteladanan yang dimiliki oleh Nabi Idris a.s., kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga. Kita dapat meneladani Nabi Idris a.s. dalam hal menuntut ilmu, memperteguh iman, bersikap bijaksana, dan senantiasa bersabar serta tabah dalam menjalankan tugas dan kewajiban kita sebagai hamba Allah SWT.

Hikmah dari Kisah Nabi Idris a.s.

Selain menjadi teladan dalam berbagai aspek kehidupan, kisah Nabi Idris a.s. juga mengandung banyak hikmah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran. Berikut beberapa hikmah yang dapat kita petik dari kisah Nabi Idris a.s.:

  1. Pentingnya Menuntut Ilmu Kisah Nabi Idris a.s. menunjukkan betapa pentingnya menuntut ilmu pengetahuan. Sebagai seorang nabi, Nabi Idris a.s. tidak hanya memiliki pengetahuan agama, tetapi juga menguasai berbagai disiplin ilmu lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim, baik ilmu agama maupun ilmu-ilmu lainnya.

  2. Keseimbangan antara Ilmu dan Iman Meskipun Nabi Idris a.s. dikenal sebagai seorang ilmuwan yang unggul, ia tetap menjaga keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan keimanan kepada Allah SWT. Ia tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga senantiasa menyerukan umatnya untuk beribadah hanya kepada Allah. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

  3. Keutamaan Sifat Sabar dan Tabah Kisah Nabi Idris a.s. juga menunjukkan betapa pentingnya sifat sabar dan tabah dalam menjalankan tugas kenabian. Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, Nabi Idris a.s. tetap bersabar dan tabah dalam menyebarkan agama Islam dan membimbing umatnya. Hal ini menjadi teladan bagi kita bahwa sifat sabar dan tabah merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan tugas dan kewajiban kita.

  4. Pentingnya Kepemimpinan yang Adil dan Bijaksana Nabi Idris a.s. dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana. Ia mampu menegakkan keadilan di tengah-tengah masyarakatnya dan memberikan bimbingan serta nasehat yang sangat berharga. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang adil dan bijaksana merupakan kunci untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.

Dengan memahami berbagai hikmah yang terkandung dalam kisah Nabi Idris a.s., kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga dengan meneladani Nabi Idris a.s., kita dapat menjadi pribadi yang unggul dalam ilmu pengetahuan, senantiasa menjaga keseimbangan antara ilmu dan iman, serta menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana.

Nabi Idris a.s. adalah sosok yang sangat luar biasa. Ia dikenal sebagai seorang nabi yang unggul dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, sekaligus memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Allah SWT. Selain itu, Nabi Idris a.s. juga dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana, serta sosok yang sabar dan tabah dalam menjalankan tugas kenabian.

Kisah Nabi Idris a.s. yang diabadikan dalam Al-Quran memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat manusia. Kita dapat meneladani Nabi Idris a.s. dalam hal menuntut ilmu, menjaga keseimbangan antara ilmu dan iman, serta memiliki sifat sabar dan tabah dalam menjalankan tugas dan kewajiban kita sebagai hamba Allah SWT.

Dengan memahami dan meneladani Nabi Idris a.s., diharapkan kita dapat menjadi pribadi yang unggul, tidak hanya dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Semoga kita dapat mengambil pelajaran yang berharga dari kisah Nabi Idris a.s. dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Pertemuan dengan Malaikat Izrail

Dikisahkan bahwa suatu hari, Nabi Idris (AS) sedang berjalan-jalan di sebuah taman yang indah. Tiba-tiba, ia melihat seorang laki-laki yang tampak asing baginya. Orang itu memperkenalkan dirinya sebagai Malaikat Izrail, utusan Allah SWT yang bertugas untuk mencabut nyawa manusia.

Malaikat Izrail berkata kepada Nabi Idris (AS), "Wahai Nabi Idris, aku telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk mencabut nyawamu saat ini." Mendengar perkataan Malaikat Izrail, Nabi Idris (AS) merasa terkejut, namun ia tetap tenang dan berkata, "Baiklah, aku siap menerima perintah Allah SWT."

Nabi Idris (AS) kemudian meminta waktu untuk berdoa dan mempersiapkan dirinya. Ia menyadari bahwa kematian adalah sesuatu yang pasti dan tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Dengan ketenangan hati, Nabi Idris (AS) memohon kepada Allah SWT agar diberi kesempatan untuk melakukan amal shalih terakhir sebelum nyawanya dicabut.

Permohonan Nabi Idris (AS)

Dalam doanya, Nabi Idris (AS) berkata, "Ya Allah, Engkau telah mengutus Malaikat Izrail untuk mencabut nyawaku. Aku siap menerima kehendak-Mu, namun izinkanlah aku untuk melakukan satu amal shalih terakhir sebelum aku meninggalkan dunia ini."

Nabi Idris (AS) memohon kepada Allah SWT agar diberi kesempatan untuk menanam sebuah pohon kurma. Ia berharap agar pohon tersebut dapat tumbuh subur dan memberikan manfaat bagi umat manusia di kemudian hari.

Malaikat Izrail pun menyampaikan permohonan Nabi Idris (AS) kepada Allah SWT. Setelah mempertimbangkan, Allah SWT mengabulkan permintaan Nabi Idris (AS) dan memberikan kesempatan kepadanya untuk menanam pohon kurma.

Menanam Pohon Kurma

Dengan penuh semangat, Nabi Idris (AS) segera mencari bibit pohon kurma dan mulai menggali lubang untuk menanamnya. Ia bekerja dengan cepat dan teliti, memastikan bahwa bibit tersebut akan tumbuh dengan baik.

Saat Nabi Idris (AS) sedang menanam pohon kurma, Malaikat Izrail tetap berada di sampingnya, mengawasi dan menunggu hingga Nabi Idris (AS) menyelesaikan pekerjaannya.

Ketika Nabi Idris (AS) selesai menanam pohon kurma, ia berdoa kepada Allah SWT, "Ya Allah, Engkau telah mengabulkan permohonanku untuk menanam pohon kurma ini. Semoga pohon ini dapat tumbuh subur dan memberikan manfaat bagi umat manusia di kemudian hari."

Setelah berdoa, Nabi Idris (AS) menoleh kepada Malaikat Izrail dan berkata, "Wahai Malaikat Izrail, aku telah selesai dengan amal shalih terakhirku. Kini, aku siap untuk menyerahkan nyawaku kepada-Mu sesuai dengan perintah Allah SWT."

Kematian Nabi Idris (AS)

Malaikat Izrail pun segera mempersiapkan diri untuk mencabut nyawa Nabi Idris (AS). Namun, sebelum melakukan tugasnya, Malaikat Izrail berkata, "Wahai Nabi Idris, aku kagum dengan keikhlasan dan ketakwaanmu kepada Allah SWT. Engkau telah membuktikan bahwa kematian bukanlah sesuatu yang engkau takuti, melainkan sesuatu yang engkau sambut dengan penuh kerelaan."

Nabi Idris (AS) tersenyum dan berkata, "Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberiku kesempatan untuk menanam pohon kurma ini. Aku percaya bahwa apa yang terjadi padaku adalah kehendak-Nya dan aku menyerahkan diriku sepenuhnya kepada-Nya."

Dengan penuh ketenangan, Nabi Idris (AS) pun memejamkan matanya, dan Malaikat Izrail dengan lembut mencabut nyawanya. Tubuh Nabi Idris (AS) terbaring dengan tenang, meninggalkan dunia fana ini untuk menuju kehidupan yang abadi di akhirat.

Pesan Moral dari Kisah Nabi Idris (AS)

Kisah Nabi Idris (AS) dan pertemuannya dengan Malaikat Izrail mengandung banyak pelajaran berharga bagi kita semua. Berikut adalah beberapa pesan moral yang dapat kita ambil dari kisah ini:

  1. Ketakwaan dan Keikhlasan Nabi Idris (AS) menunjukkan ketakwaan dan keikhlasan yang luar biasa dalam menerima perintah Allah SWT untuk menyerahkan nyawanya. Ia tidak menunjukkan rasa takut atau penyesalan, melainkan menyambut kematian dengan penuh kerelaan.
  2. Persiapan Diri Menghadapi Kematian Nabi Idris (AS) meminta waktu untuk berdoa dan melakukan amal shalih terakhir sebelum kematiannya. Hal ini menunjukkan bahwa kita harus senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian, baik secara spiritual maupun amal.
  3. Kepasrahan Diri kepada Allah SWT Nabi Idris (AS) menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah SWT, percaya bahwa apa yang terjadi padanya adalah kehendak-Nya. Ini adalah contoh yang baik bagi kita untuk selalu bersikap pasrah dan menerima segala ketentuan Allah SWT dengan lapang dada.
  4. Amal Shalih untuk Kemanfaatan Umat Nabi Idris (AS) memohon untuk menanam pohon kurma sebagai amal shalih terakhirnya. Ini menunjukkan bahwa kita harus senantiasa berusaha untuk melakukan kebaikan dan memberikan manfaat bagi sesama, bahkan di penghujung hidup kita.
  5. Kematian Bukan Akhir dari Segalanya Kisah Nabi Idris (AS) mengingatkan kita bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Kematian hanyalah perpindahan dari kehidupan fana menuju kehidupan yang abadi di akhirat. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan di akhirat.

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Menyambut Era Artificial Intelligence (AI) di Dunia Pesantren

Mengadaptasi Teknologi Baru untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pesantren Dunia pesantren, sebagai salah satu bentuk pendidikan tradisional yang kaya akan warisan budaya dan nilai-n

29/08/2024 14:03 - Oleh Humas Pesantren Amanah - Dilihat 2165 kali
Kenapa Tidak Bahagia : Karena Menjadikan Allah tidak Satu-Satunya Pesaing dalam Hati

Dalam kehidupan ini, kita sering kali dihadapkan dengan berbagai tantangan dan godaan yang dapat mengganggu ketenangan hati kita. Terkadang, kita terlalu terfokus pada hal-hal duniawi d

15/08/2024 11:06 - Oleh Humas Pesantren Amanah - Dilihat 1906 kali
Memahami Makna Mendalam Salam Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh adalah salam yang sering diucapkan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Salam ini tidak hanya sebagai sapaan, tetapi memiliki makna yang sangat

12/08/2024 08:47 - Oleh Humas Pesantren Amanah - Dilihat 8117 kali
Nikmat Keterbatasan Ilmu Menurut Quran dan Sunnah

Pendahuluan Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia dianugerahi akal dan pikiran yang memungkinkan mereka untuk terus-menerus menggali dan memperluas pengetahuan. Namun, di balik an

05/08/2024 16:08 - Oleh Humas Pesantren Amanah - Dilihat 2582 kali
Membedah Keutamaan Ilmu Menurut Quran dan Sunnah

Ilmu adalah harta yang paling berharga yang dimiliki manusia. Dengan ilmu, manusia dapat memahami alam semesta, mengenali Sang Pencipta, dan menjalankan kehidupan dengan baik. Dalam Isl

01/08/2024 13:56 - Oleh Humas Pesantren Amanah - Dilihat 993 kali
Merenungkan Makna dan Filosofi Shalat Berdasarkan Dalil-Dalil Shahih

Shalat merupakan salah satu pilar utama dalam agama Islam. Sebagai umat Muslim, kita diwajibkan untuk melaksanakan shalat lima waktu setiap hari sebagai manifestasi pengabdian dan ketun

01/08/2024 12:32 - Oleh Humas Pesantren Amanah - Dilihat 7033 kali
Mudir Pesantren Amanah Tasikmalaya menghadiri kunjungan Grand Syeikh Al-Azhar di PP Muhammadiyah

Kehadiran mudir Pesantren Amanah beserta Wadir, dan Kepala Sekolah SMP-SMA, serta satu orang wakil dari asatidz ke PP Muhammadiyah (11/07/24) adalah dalam rangka memenuhi undangan PP Mu

12/07/2024 08:49 - Oleh Humas Pesantren Amanah - Dilihat 1062 kali
Mensucikan Diri dari Penyakit Hati Menurut Quran dan Sunnah

Setiap manusia pasti memiliki hati, baik itu hati secara fisik maupun hati secara rohani. Hati yang sehat dan bersih merupakan pondasi utama bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupa

18/04/2024 06:45 - Oleh Humas Pesantren Amanah - Dilihat 10880 kali
Mencapai Ketenangan Jiwa Melalui Petunjuk Al-Quran

Dalam kehidupan modern yang penuh dengan kesibukan, tuntutan, dan stres, seringkali kita merasa gelisah, cemas, dan kehilangan ketenangan dalam diri. Padahal, ketenangan jiwa merupakan

15/04/2024 07:12 - Oleh Humas Pesantren Amanah - Dilihat 23187 kali
KISAH RAJA ABRAHAH

Pendahuluan Sejarah kekaisaran kuno di Jazirah Arab selalu menarik untuk dibahas. Salah satu sosok yang menarik perhatian adalah Raja Abrahah, seorang penguasa Kerajaan Aksum yang beru

14/04/2024 00:13 - Oleh Humas Pesantren Amanah - Dilihat 13309 kali